Manusia memang tempatnya salah dan kilaf. Beberapa waktu kemarin aku sempet ngrasa kalau wajaku udah mulai pecah-pecah(?) yang mukanya super kering, pasti tahu apa yang aku maksud. Dry patches dimana-mana, ujung bibir cracking, kalau ngomong atau cuma buat sekedar mangap aja sakit. Jujur kulit yang nggak jelas ini maunya gimana sungguh menyiksaku. Namun setelah dipikir-pikir dan menimbang-nimbang…. Ternyata yang bikin kulitku tersiksa adalah karna aku ganti sunscreen T,T dan tidak aku sadari sampai akhirnya aku balik ke sunscreen yang biasa aku pakai yaitu Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA+++. Dan karna ganti sunscreen ini, akhirnya aku menyalahkan bedak tabur sejuta umat yaitu Marcks, yang selalu cocok dikulitku.

 

Baca juga: [REVIEW] Marcks Active Loose Powder 

 

Mungkin karna emang aku anaknya taurus banget ya (mulai sok-sok membahas zodiak) jadi kalau udah sekali cocok sama satu barang tuh bakal terus menerus aku pakai. Kaya pelembab dan sunscreen tuh aku jarang gonta-ganti. Kalaupun ganti juga itu untuk waktu yang lama gitu loh, anaknya susah pindah kelain hati, tapi sekalinya pindah langsung aku tinggalkan (jiakkhhh). Aku udah punya holygrail sunscreen yaitu Skinqua dan Wardah ini. Jadi keputusanku untuk coba-coba kemarin adalah keputusan yang bukan aku banget. Aku tuh jarang coba-coba kalau masalah skincare, kalau make up atau apapun itu ya mungkin adalah coba-cobanya. Ya gitu deh pokoknya ini kok malah jadi curhat sih -_-. Langsung masuk ke reviewnya aja ya…

 

PACKAGING

Ini adalah packaging terbaru mereka, yang awalnya aku kira ini product barunya wardah, ternyata cuma beda tampilan aja. Packagingnya lucu, lebih terlihat vibrant, colorful sekaliii.

CLAIMS

Ini klaimnya dan isinya masih sama seperti kemasan yang lama; 0% Alkohol, ringan, ada proteksi UVA dan UVB, dan ada vitamin E dan B5nya. Which is semuanya menurutku bener ya. Dari yang 0% alcohol karna baunya gak nyengat, dan nggak bikin kering, ringan juga, untuk daya serapnya menurutku butuh 3-6 menit untuk bener-bener menyerap sempurna, dan sebeulm menyerap ini akan ada tampilan "putih" di wajah kita, tapi tenang aja, kalo udah dipake beberapa menit ini akan menghilang kok tampilan "putih" ini. Untuk proteksi kayanya harus dilihat jangka panjang gak sih? Soalnya aku juga kerja dibawah ruangan dan ber-AC jadi nggak begitu banyak ada sinar matahari masuk. Selama ini sih pas pakai enak dan ringan-ringan aja. Tapi ya itu kalau nggak dibarengin sama bedak yang ada sunscreen ini akan terlihat kusam. Beda sama Skinqua, mungkin karna Skinqua lebih ringan juga ya. Cuma kalau dari segi harga juga agak ada gap ya. Sunscreen Wardah harganya di kisaran 35.000-an, sedangan Skinqua ada di range 50.000-an. Jadi dari segi harga untuk anak kost ngos-ngosan seperti saya juga agak lumayan ya. Dan aku juga emang suka nimpa sunscreen pakai bedak sih. Biar kotoran nggak gampang nempel di muka kalau muka kita matte.

 

SWATCHES

Seperti yang aku bilang diatas, sunscreen wardah ini agak susah merata dan meresap. Sama seperti sunscreen pada umumnya, akan ada warna putih dulu beberapa detik sebelum menyerap sempurna. Tapi setelah menyerap ya akan hilang warna putihnya dan menyatu dengan warna kulit.

 

FEEL

Pas dipakai ini ada efek “sumuk” kaya kalau pakai sunscreen yang tebel gitu, seperti bananaboat itu loh. tapi ini lebih light daripada bananaboat, tapi abis itu langsung krasa lembab kok, apalagi di mukaku yang kering kerontang ini, dia sangat amat memberikan kelembaban yang aku butuhkan selama ini (mulai sedikit terharu). Ditimpa bedak lagi juga nggak masalah, masih sangat lembab, sama sekali nggak ada efek white castnya. Difoto juga aman, masih menyerupai mukaku, nggak terlihat abu-abu juga. Ditimpa foundi juga aman. Pokoknya love so much deh sama sunscreen wardah murah meriah kualitas no main-main ini. Makin sayang sama yang halal-halal :’) Mana sama sekali nggak bikin bruntusan, nggak bikin kulit pecah-pecah. Bikin kulit serasa kaya nggak pakai apa-apa deh. Seneng banget, karna harganya gak bikin kantong jebol :’)

 

OVERALL VIEW

Well, ini aku kasi 7/10 kurang di isi aja sih kurang banyak, dan nggak secepat skin aqua dalam meresap, dan kalau bisa tolong bikin yang 100ml ya wardah, saya capek bolak-balik beli melulu. Tks. Repurchase? Of course, akan repurchase lagi dan terus selama kualitasnya tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. 😊

 

Beli DI SINI

Beberapa waktu lalu pengen ganti bedak dari Marcks bedak padat (Marks’ Teen Compact Powder) ke bedak tabur, karna ya bosen aja sih hehe. Perlu diketahui, wajahku semakin menua semakin kering T.T, bahkan kalau musim hujan dan cuaca lagi dingin nih, ujing-ujung bibirku sering pecah-pecah. Nah ditengah cari bedak yang bagus buat kulit wajahku yang kering, dan karna emang lagi bosen juga pakai yang padat, akhirnya ya cari-cari yang tabur. Aku beli di Alfamart dengan harga yang masih sangat terjangkau, khas bedak Marcks banget deh harganya, nggak bakal lebih dari tiga puluh ribu. Aku beli di harga Rp 21.000, kenapa aku nggak beli yang classic? Karna ya bosen juga sih, aku tuh kalau beli bedak, kalau nggak Marcks’ Teen Compact Powder ya Marcks yang Classic. Sungguh hidup yang sangat amat teramat gampang ditebak, beli bedak selalu Marcks, kalau nggak yang padat ya yang tabur. 😊

Tapi ini artinya aku berhemat dong ya? Yaiyalah lu boros di goofood begooo :p aniweeey~ aku sebenernya udah pernah beli bedak ini, jadi ini bukan purchase pertamaku, tapi aku udah lupa feelnya di mukaku gimana. Plus, mukakukan udah mulai kering kerontang ya seus T.T sedih banget kalau liat kondisi wajah yang kian hari makin parah T.T plislah wajah, kau harus tahu aku ini hanya karyawan ngos-ngosan huhuhu.

Kok ini malah jadi blog curhat ya emmm -_-, well.. langsung masuk kereviewnya aja yuk!

PACKAGING

Beberapa waktu lalu aku sempet dibully, karna warna rambutku udah mulai seperti gelandangan. Intinya sih karna rambut aku warnanya udah kusem. Ya yang biasa cat rambut pasti paham lah gimana sih warna rambut kalo dah luntur tuh kusemnya kaya orang gak terawat, ya miriplah sama jamet dan kuproy.

Bisa dilihatkan warnanya udah nggak beres, udah akarnya numbuh, rambut yang bawah masih agak kepink-pinkan, udahlah pokoknya amburadul.

Kemasan dan Isi

Kemasan dan isi semuanya bekerja sesuai fungsinya ya. Bungkusnya plastic dan pipih, jadi nggak makan tempat, beda sama cat rambut kardusan, yang kalau beli tiga aja udah makan tempat, kalau ini bisa diselipin.

 

Isinya juga sama kaya cat rambut lainnya. Ada kertas cara pakai, cat rambut dan developernya. Yang aku suka dari kemasan cat rambut ini semuanya sachet gitu, jadi gak makan tempat. Kemasan cat rambut biasanyakan yang satu sachet cat rambut, terus yang satunya botol. Kalau ini semuanya sachet, dan lebih gampang aja gitu keluarin productnya.

Warna.

Untuk warnanya, gampang keluar dirambutku, mungkin karna emang udah bleacing sebelumnya ya, dan warna rambutku juga termasuk yang terang. Jadi dalam waktu tiga puluh menit itu warnanya beneran keluar.  Padahal cuma aku diemin 30 menit aja. Dan untuk klaimnya yang warna tahan lama, diaku lumayan terbukti sih. Rambutku lumayan cepet luntur biasanya kalo kena cat warna. Dan ini udah dikeramasin sampai tiga kali dan belum luntur. Keyennn zuzur.

Setelah bertahun-tahun pakai chapsticknya Vaseline, akhirnya kesampaian juga coba lipbalmnya Himalaya ini. Karna sebelum-sebelumnya jarang nemu di dan+dan maupun di drugstore manapun, keseringan litanya di online. Dan jujur aku orangnya agak males kalau disuruh beli skincare dan harus nunggu dulu via online. I want something that I can buy on the counter, gitu~

 

Emang udah sering denger sih kalau lipbalm ini enak banget dipakai, dari temen-temen deket sampai review-review di internet.

 

Packaging

Dari packagingnya sih ini MUA friendly banget, karna bukan tipe yang dioles langsung dibibir tapi tube gitu. Jadi bisa diambil pake kuas atau tangan dan langsung dioles ke bibir. Aku pernah sih coba langung dari tube langsung kebibir, dan ya hasilnya tetep gampang aja diblend cuma ya gitu, di ujing tubenya ada yang tersisa. Jadi, saran sih mending diambil pakai tangan atau kuas. So far nggak ribet ya, tetep easy to use kok. Cuma ya mungkin agak repot aja kalau pas tangan kotor yam au gak mau apply langsung dari tubenya.

Aroma

Jujur ini bukan aroma yang aku suka, nggak seger tapi kaya aroma apa ya.. I don’t know.. tapi untungnya nggak linger atau nggak stay terus, cuma kaya bertahan 2-3 detik gitu.

 

Teksture

Teksturenya gel bening yang kalau diratain jadi lebih cair awat watery, yang memberikan efek lembab tapi nggak berminyak seperti kebanyakan lipbalm tuh kaya kasi efek tebel dibibir karna terlalu greasy.

I'm in love with this lipbalm!!! Ugh!! Seperti yang aku bilang tadi, Himalayan lipbalm ini nggak kerasa tebel, dan sangat sangat nyaman. Juga nggak ada warnanya jadi ya, bener-bener cuma menutrisi aja. Dan juga ini nggak ngasi warna putih gitu dibibir?? I don’t know how to explain it, kaya missal kalau lipbalm lain tuh memberi efek bibir jadi lebih pucet. Kalau Himalayan Lipbalm tuh enggak, dia lebih ke mengikuti warna asli bibir aja. Jadi kalau pas abis makan pede ya tetep keliatan kalau bibirnya jadi agak merah.

 

Overall bakal repurchase lagi sih. 8.5/10

 

Beli DI SINI